Ahok: Perkawinan People's Power dan Partai Politik

Widyawati, Fransiska (2016) Ahok: Perkawinan People's Power dan Partai Politik. Pos Kupang.

PDF Download (1MB)

Abstract

MEMPERTENTANGKAN rakyat dan partai adalah rancu, sebab sejatinya partai adalah rakyat; dari, oleh dan untuk rakyat. Namun inilah yang terjadi dalam dinamika politik di DKI-Jakarta. Komunitas masyarakat independen bernama Teman Ahok menjadi nama baru untuk kekuatan rakyat yang menjadi lawan terberat dari partai politik. Kekuatan Teman Ahok telah "memaksa" parpol-parpol untuk meredefinisi tradisi "mencari orang dalam" dan memikirkan ulang melampaui kebiasaan demi "kepentingan internal". Partai Nasional Demokrat (Nasdem) memulai, diikuti Golongan Karya (Golkar). Partai-partai ini tidak mampu membendung kekuatan dukungan rakyat pada figur Ahok. Elektabilitas Ahok yang tetap tak tertandingi harus segera ditangkap dengan mendukungnya demi kepentingan partai pula. Tentu saja, prinsip "demi kepentingan rakyat Jakarta" tak ditinggalkan. Ahok menjadi orang paling tepat untuk memimpin rakyat Jakarta demi Jakarta yang terbaik tentu saja melekat di balik perhitungan jelimet kepentingan partai politik itu sendiri. Ini seni dan taktis politis. Partai-partai ini sadar kekuatan dasarnya seraya cerdik memikirkan keberlanjutannya ke depan. Tentu saja, hal ini juga dibaca sebagai model baru atau setidaknya alternatif dalam tradisi politik kita; partai politik mendukung calon independen. Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Ahok: Perkawinan People's Power dan Partai Politik, https://kupang.tribunnews.com/2016/09/24/ahok-perkawinan-peoples-power-dan-partai-politik.

Actions (login required)

View Item